Cara Mengenali Gejala Awal dan Penanganan Keracunan Makanan
- Selasa, 30 September 2025

JAKARTA - Keracunan makanan merupakan salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Meski sering dianggap sepele, kondisi ini dapat menjadi serius bila tidak segera dikenali dan ditangani dengan tepat. Kesadaran untuk mengenali tanda-tanda awal keracunan makanan sangat penting, karena langkah kecil yang cepat bisa menyelamatkan nyawa.
Artikel ini akan menguraikan secara lengkap mengenai gejala awal keracunan makanan serta langkah-langkah penanganannya. Informasi ini dihimpun dari penjelasan medis, termasuk sumber dari Siloam Hospital, sehingga dapat dijadikan panduan praktis oleh masyarakat.
Baca JugaManfaat Coconut Milk Untuk Kesehatan dan Tren Minuman Plant-Based di 2025
Mengapa Keracunan Makanan Bisa Terjadi?
Menurut penjelasan Siloam Hospital, penyebab utama keracunan makanan adalah kontaminasi kuman, bakteri, jamur, parasit, atau bahkan virus yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman.
Mikroorganisme berbahaya ini membutuhkan waktu berkembang biak sebelum menimbulkan gejala, sehingga keracunan makanan sering tidak langsung terdeteksi.
Inilah alasan mengapa seseorang bisa merasa baik-baik saja beberapa jam setelah makan, namun mendadak jatuh sakit beberapa waktu kemudian. Umumnya, gejala muncul antara 12 hingga 72 jam setelah konsumsi makanan terkontaminasi.
Gejala Awal Keracunan Makanan
Meskipun sulit terdeteksi pada tahap awal, ada beberapa gejala umum yang kerap muncul dan perlu diwaspadai, antara lain:
-Mual dan muntah yang datang berulang.
-Diare, terkadang bercampur darah.
-Dehidrasi akibat cairan tubuh yang banyak terbuang.
-Nyeri kepala.
-Nyeri serta kram perut.
Gejala ini mungkin berbeda pada setiap orang, tetapi kemunculannya menandakan tubuh sedang berusaha melawan racun dari makanan.
Langkah Pertolongan Pertama Keracunan Makanan
Saat gejala awal mulai dirasakan, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama sebelum penderita mendapat penanganan medis:
1. Penuhi Kebutuhan Cairan
Kehilangan cairan akibat muntah dan diare bisa menyebabkan dehidrasi. Penderita perlu segera mengonsumsi air mineral atau larutan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh sekaligus membantu proses pembuangan racun.
2. Atur Posisi Tubuh saat Muntah
Ketika muntah terjadi, hindari posisi berbaring. Duduk tegak lebih disarankan agar muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan. Kepala juga sebaiknya sedikit menunduk untuk mencegah risiko tersedak.
3. Pilih Makanan yang Tepat
Selama gejala belum reda, batasi asupan makanan. Konsumsilah makanan yang ringan, rendah lemak, dan mudah dicerna seperti bubur, pisang, kentang, atau madu. Hindari makanan pedas, berminyak, asam, serta minuman beralkohol, berkafein, dan susu karena dapat memperparah gejala.
4. Minum Air Jahe
Jahe memiliki efek menenangkan pada sistem pencernaan. Air rebusan jahe bisa dikonsumsi untuk meredakan mual, kembung, dan nyeri perut.
5. Jangan Minum Obat Sembarangan
Tubuh sebenarnya berusaha mengeluarkan racun lewat muntah dan diare. Karena itu, hindari mengonsumsi obat antidiare tanpa resep dokter karena justru bisa memperparah kondisi.
6. Cukup Istirahat
Setelah gejala berangsur membaik, penderita disarankan tidak terburu-buru kembali beraktivitas. Istirahat optimal memberi kesempatan bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meski beberapa langkah pertolongan pertama bisa membantu, ada kondisi di mana penderita harus segera mendapatkan penanganan medis profesional. Segera periksa ke dokter apabila mengalami gejala berikut:
-Muntah terus-menerus hingga tidak bisa makan atau minum.
-Muntah atau buang air besar yang disertai darah.
-Nyeri perut hebat.
-Diare tidak berhenti setelah tiga hari.
-Gejala dehidrasi, seperti mulut kering, haus berlebihan, sakit kepala, dan kesulitan buang air kecil.
-Gejala neurologi, seperti kesemutan, kelemahan otot, atau penglihatan kabur.
Dokter dapat memberikan diagnosis dan terapi yang tepat, termasuk obat-obatan yang sesuai kondisi pasien.
Pencegahan Tetap Jadi Kunci
Meski keracunan makanan bisa datang tiba-tiba, sebenarnya kondisi ini dapat dicegah dengan langkah sederhana, seperti:
-Selalu mengonsumsi makanan yang bersih dan higienis.
-Memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan dan minuman kemasan.
-Memastikan proses memasak dilakukan hingga matang sempurna.
-Menyimpan makanan pada suhu yang sesuai agar tidak cepat rusak.
Dengan membiasakan pola hidup sehat, risiko keracunan makanan bisa ditekan seminimal mungkin.
Keracunan makanan adalah kondisi yang kerap dianggap sepele, padahal bisa berbahaya jika dibiarkan. Mengenali gejala awal seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut, serta melakukan langkah pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah kondisi semakin buruk.
Bila gejala tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, segera dapatkan pertolongan medis dari dokter. Di sisi lain, upaya pencegahan melalui konsumsi makanan bersih, sehat, dan terjamin mutunya tetap menjadi langkah paling efektif untuk menghindari keracunan.
Dengan kewaspadaan sejak dini, tubuh bisa terlindungi dari ancaman berbahaya keracunan makanan.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Panduan Lengkap Cara Ajukan KUR BRI Oktober 2025, Berikut Prosedurnya!
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Amankah Konsumsi Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasannya
- 30 September 2025
2.
Rekomendasi 9 Sumber Kalsium Alami yang Baik untuk Lansia
- 30 September 2025
3.
PLN Hadirkan Energi Bersih SuperSUN untuk Sekolah di Banyuwangi
- 30 September 2025
4.
Harga Minyak Dunia Anjlok 3 Persen Akibat Lonjakan Pasokan
- 30 September 2025
5.
Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo 30 September 2025
- 30 September 2025